Twilight, The Vampire Diaries,True Blood, Buffy the Vampire Slayer, merupakan segelintir dari sekian banyak film dan serial tv yang bercerita mengenai Vampir. Walaupun secara teknis, vampir-vampir yang terdapat dalam masing-masing film tersebut berbeda, akan tetapi mereka memiliki satu persamaan utama dan paling mendasar yaitu penghisap darah dan hidup abadi. Lalu, apa yang membuat film-film dan serial tv yang berbau vampir begitu booming saat ini? Apa yang membuat para “moviefreak” terutama wanita begitu mencintai tokoh vampir? Sebelum saya menjawab pertanyaan diatas, mari kita cari tau para aktor yang memerankan film dan serial tv diatas (silahkan browsing sendiri ya). Baik, sekarang kembali ke pertanyaan diatas. (saya ulangi biar tidak lupa), Apa yang membuat para “moviefreak” terutama wanita begitu mencintai tokoh vampir?. “ketampanan para aktornya dan selalu ada kisah romantisme dibalik cerita-cerita vampir tersebut.” Ya, dua jawaban ini sudah cukup mewakili.
Nah, begitulah para pembuat naskah cerita, novel, ataupun film memanfaatkan salah satu sisi psikologi sebagian besar perempuan yang saat memilih tontonan sangat memperhitungkan penampilan fisik para aktornya dan bumbu romantisme yang kental. Lalu bagaimana dengan pria? Para pria biasanya menyukai action movie, tantangan, imajinatif, dan jalan cerita yang berbeda dengan kehidupan manusia biasa. Sehingga diciptakanlah sebuah karya yang dapat merangkul obsesi mereka yaitu cerita action bertemakan Vampir dimana sang vampir adalah seorang superhero yang memiliki paras sempurna dimata wanita. Sebenarnya cerita bertemakan vampir sudah ada sejak abad ke-18. Tepatnya pada 1897, seorang novelis bernama Bram Stoker membuat sebuah karya berjudul Dracula yang mana novel ini telah menginspirasi puluhan cerita fiksi bertemakan Dracula atau vampir hingga saat ini.
Lalu, apakah Dracula ini memang hanya sebuah cerita fiksi? Jawabannya adalah TIDAK
Dracula memang sosok yang “haus” darah dan ia pernah hidup di muka bumi ini pada abad pertengahan. Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi.
Nama aslinya adalah Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh). Dia lahir sekitar bulan Desember 1431M di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak Ke 2 dari Vlad II alias Basarab dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia. Kakak Dracula bernama Mircea, dan adiknya bernama Randu.
Vlad II ayah Dracula diangkat sebagai anggota Orde Naga oleh Sigismund Raja Hongaria. Orde naga ini pada awalnya adalah kelompok persaudaraan tempat berkumpulnya para pendeta, tapi di kemudian hari Orde Naga menjadi semacam benteng Pasukan Salib untuk melawan pasukan Khilafah Utsmaniyah. Kemanapun Vlad II pergi, ia selalu memakai lencana bergambar naga. Sehingga ia sering dipanggil Vlad Dracul. Dalam bahasa Rumania, Dracul artinya naga. Sementara, akhiran “ulea” dalam bahasa Rumania berarti “anak dari”. Maka Vlad III ( Dracula) anak dari Vlad Dracul (Vlad II) dipanggil dengan nama Vlad Dracula yang artinya anak dari Vlad Dracul.
Pada tahun 1442 M terjadi perang antara pasukan Wallachia (salah satu wilayah di Rumania) dgn pasukan khilafah Utsmaniah. Basarab memilih langkah netral yg mengakibatkan ia diusir oleh Sigismund. Kedudukannya diganti oleh Janos Hunyadi, salah satu panglima perang Sigismund di Transylvania. Tapi tak lama kemudian, Basarab mengambil tahtanya kembali dengan bantuan khilafah Utsmaniah. Nah, sebagai bentuk kesetiaannya kepada khilafah, ia kemudian mengirim dua anaknya yaitu Dracula yang saat itu baru berusia 11 thn dan adiknya Randu untuk sekolah ke Turki.
Selama di pusat kekhilafahan, kedua anak ini dididik secara Islam. Mereka berdua kemudian memeluk Islam. Selain belajar di madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang jauh bertolak belakang. Randu tumbuh menjadi muslim yang taat dan berperangai lembut sedangkan Dracula tumbuh menjadi sosok pembangkang yang kejam.
Tak hanya membangkang, sifat keji Dracula pun makin tampak. Salah satu hobinya di Turki adalah bolos dari madrasah untuk melihat eksekusi penjahat kelas berat yang kepalanya dipancung di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas penjahat kelas kakap atau para pembughat diadakan di alun-alun. Dan salah satu penonton setianya adalah Dracula yang akan menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Di saat senggangnya Dracula juga sangat suka menyiksa binatang. Binatang apapun yang ada disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar menyongsong ajal.
Walaupun begiu, Dracula menunjukkan kemajuan yang pesat dalam kemampuan militernya. Kemajuan Dracula tersebut menarik perhatian Sultan Muhammad Al-Fatih yang kemudian menikahkannya dgn salah satu kerabat Sultan dengan harapan Dracula di kemudian hari akan menjadi Panglima perang khilafah. Tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut Wallachia dari tangan salib Kerajaan Hongaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun.
Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari disekap di ruang bawah tanah, mereka diarak telanjang bulat menuju tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit Turki dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk duburnya dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian dipancangkan di tengah lapangan.
Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun 1456 hingga 1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. dia bertindak sangat kejam dengan membunuh siapa saja yang tidak disukai, mulai dari para bangsawan, tuan tanah, petani dan pengemis beserta keluarganya. Jumlah korbannya mencapai 500.000 orang, sebagian besar adalah orang-orang Islam dari Turki dan yg telah masuk Islam di Wallachia.
Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jerit korban yang sekarat. Korban- korban tersebut dibunuh dengan cara yang sungguh biadab, diantaranya;
1.Penyulaan.
Sula merupakan kayu sebesar lengan orang dewasa yang ujungnya runcing. Alat seperti ini digunakan oleh Dracula untuk menusuk seseorang. Bagian yang ditusuk adalah dubur atau liang kemaluan perempuan. Tubuh korban ditusuk dengan kayu yang dilancipkan ujungnya melalui bagian bawah hingga tembus pada perut atau kepala. Korban yang ditusuk seperti sate ini bukan hanya orang dewasa. Tak kenal ampun, Dracula juga melakukan penyiksaan serupa kepada bayi-bayi!
2.Pemotongan Payudara Perempuan dan Merusak Organ Seksual.
Korban diikat di atas meja dengan kuat dalam keadaan telanjang. Kemudian dikerat dan dikuliti.
3.Merebus Korban Hidup-hidup.
Sebuah bejana besar kira-kira berdiameter 2 meter diletakan diatas tungku yang berada ditengah alun-alun. Bejana tersebut diisi air. Setelah penuh kayu bakar dinyalakan. Kemudian korban direbus hidup-hidup.
4.Menguliti Kepala dan Bagian Tubuh Lainnya.
Korban akan dikuliti dengan pisau yang tajam. Mulai dari wajah kemudian kulit korban dikuliti sampai semua kulit kepala terkelupas. Cara penyiksaan yang lain: Mencekik, memotong otot-otot tertentu, memotong hidung dan telinga, membutakan mata, membakar hidup-hidup, memaku kepala, memangsakan si korban pada binatang buas, menarik korban dengan 2 kuda, merendam tubuh korban, serta memanggangnya.
Beberapa peristiwa-peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam adalah:
1. Pembantaian terhadap prajurit Turki di Tirgoviste.
2. Membakar pemuda-pemuda Turki
3. Topi yang dipaku di kepala kepada dua orang duta besar khilafah Turki
4. Fakir Miskin dan petani yang dibakar di Tirgoviste
5. 30.000 pedagang Turki yang disula
6. Membunuh dengan virus yang mematikan
7. Meracuni sungai Danube
Tindakan kejam Dracula yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam ini membuat sultan Muhammad Al-Fatih menyerukan seruan jihad kepada Dracula. Pada tanggal 17 Mei 1462 M sultan Muhammad Al-Fatih mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000 tentara non reguler. Sementara tentara Dracula hanya mencapai 30.000 prajurit. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang ini, Dracula melakukan strategi perang tengah malam. Menurut anda, kira-kira siapa panglima pasukan yang dikirim oleh Muhammad AlFatih untuk memimpin pasukan jihad ini? tak lain adalah Randu, si muslim yang taat yang tak lain adalah adik kandung Dracula.
Pada serangan tengah malam pasukan Dracula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan khilafah, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba. (bisa jadi dari sinilah dibuat mitos bahwa Dracula takut dengan cahaya matahari). Atas kekalahan tersebut pasukan Dracula melarikan diri ke benteng Poenari. Dracula melarikan diri dari kepungan pasukan khilafah. Dan akhirnya dia terbunuh di tepi danau Snagov. Sang Sultan Muhammad Al-Fatih lah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov Dan berakhirlah kekejaman melegenda sang Dracula.
Kalau film dan serial tv bercerita bahwa Dracula dapat dimusnahkan dengan salib, maka itu adalah kebohongan publik. Muhammad AlFatih dan kekhilafahan lah yang berhasil mengalahkan Dracula. Sayangnya semangat kekejaman Dracula mendarah daging. Mati satu dracula, muncul Dracula-Dracula yang lain. Dracula ini bahkan mewujud menjadi negara. Negara barat mewarisi semangat kekejaman Dracula, jutaan umat Islam dihabisi dengan cara yang tak kalah sadis dari yang dilakukan Dracula. Pembantaian di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lain-lain merupakan aksi lanjutan dari para ‘keturunan’ Dracula.
Dan layaknya Vlad Dracula, yang hanya bisa dikalahkan oleh Muhammad Al-Fatih, maka ’Dracula-Dracula’ keturunannya pun hanya bisa dikalahkan oleh para pendekar-pendekar ’keturunan’ Muhammad Al-Fatih!
sumber : http://iamproudtobemuslim.wordpress.com/2013/01/31/dracula-sosok-pembantai-umat-islam-abad-pertengahan/
Nah, begitulah para pembuat naskah cerita, novel, ataupun film memanfaatkan salah satu sisi psikologi sebagian besar perempuan yang saat memilih tontonan sangat memperhitungkan penampilan fisik para aktornya dan bumbu romantisme yang kental. Lalu bagaimana dengan pria? Para pria biasanya menyukai action movie, tantangan, imajinatif, dan jalan cerita yang berbeda dengan kehidupan manusia biasa. Sehingga diciptakanlah sebuah karya yang dapat merangkul obsesi mereka yaitu cerita action bertemakan Vampir dimana sang vampir adalah seorang superhero yang memiliki paras sempurna dimata wanita. Sebenarnya cerita bertemakan vampir sudah ada sejak abad ke-18. Tepatnya pada 1897, seorang novelis bernama Bram Stoker membuat sebuah karya berjudul Dracula yang mana novel ini telah menginspirasi puluhan cerita fiksi bertemakan Dracula atau vampir hingga saat ini.
Lalu, apakah Dracula ini memang hanya sebuah cerita fiksi? Jawabannya adalah TIDAK
Dracula memang sosok yang “haus” darah dan ia pernah hidup di muka bumi ini pada abad pertengahan. Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian direproduksi agar seolah-olah menjadi nyata oleh Barat, maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang direproduksi menjadi fiksi.
Nama aslinya adalah Vlad Tepes (dibaca Tse-pesh). Dia lahir sekitar bulan Desember 1431M di Benteng Sighisoara, Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak Ke 2 dari Vlad II alias Basarab dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia. Kakak Dracula bernama Mircea, dan adiknya bernama Randu.
Vlad II ayah Dracula diangkat sebagai anggota Orde Naga oleh Sigismund Raja Hongaria. Orde naga ini pada awalnya adalah kelompok persaudaraan tempat berkumpulnya para pendeta, tapi di kemudian hari Orde Naga menjadi semacam benteng Pasukan Salib untuk melawan pasukan Khilafah Utsmaniyah. Kemanapun Vlad II pergi, ia selalu memakai lencana bergambar naga. Sehingga ia sering dipanggil Vlad Dracul. Dalam bahasa Rumania, Dracul artinya naga. Sementara, akhiran “ulea” dalam bahasa Rumania berarti “anak dari”. Maka Vlad III ( Dracula) anak dari Vlad Dracul (Vlad II) dipanggil dengan nama Vlad Dracula yang artinya anak dari Vlad Dracul.
Pada tahun 1442 M terjadi perang antara pasukan Wallachia (salah satu wilayah di Rumania) dgn pasukan khilafah Utsmaniah. Basarab memilih langkah netral yg mengakibatkan ia diusir oleh Sigismund. Kedudukannya diganti oleh Janos Hunyadi, salah satu panglima perang Sigismund di Transylvania. Tapi tak lama kemudian, Basarab mengambil tahtanya kembali dengan bantuan khilafah Utsmaniah. Nah, sebagai bentuk kesetiaannya kepada khilafah, ia kemudian mengirim dua anaknya yaitu Dracula yang saat itu baru berusia 11 thn dan adiknya Randu untuk sekolah ke Turki.
Selama di pusat kekhilafahan, kedua anak ini dididik secara Islam. Mereka berdua kemudian memeluk Islam. Selain belajar di madrasah, mereka juga belajar ketrampilan perang. Seiring bergulirnya waktu kedua anak ini tumbuh menjadi dua pribadi yang jauh bertolak belakang. Randu tumbuh menjadi muslim yang taat dan berperangai lembut sedangkan Dracula tumbuh menjadi sosok pembangkang yang kejam.
Tak hanya membangkang, sifat keji Dracula pun makin tampak. Salah satu hobinya di Turki adalah bolos dari madrasah untuk melihat eksekusi penjahat kelas berat yang kepalanya dipancung di alun-alun. Setiap minggu eksekusi atas penjahat kelas kakap atau para pembughat diadakan di alun-alun. Dan salah satu penonton setianya adalah Dracula yang akan menyaksikan acara tersebut sampai selesai. Di saat senggangnya Dracula juga sangat suka menyiksa binatang. Binatang apapun yang ada disekitarnya ia tangkap dan ditusuk seperti sate. Ia sangat puas melihat binatang-binatang tersebut menggelepar-gelepar menyongsong ajal.
Walaupun begiu, Dracula menunjukkan kemajuan yang pesat dalam kemampuan militernya. Kemajuan Dracula tersebut menarik perhatian Sultan Muhammad Al-Fatih yang kemudian menikahkannya dgn salah satu kerabat Sultan dengan harapan Dracula di kemudian hari akan menjadi Panglima perang khilafah. Tahun 1448 M, menyusul kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir Janos Hunyadi, Kerajaan Turki mengirim Dracula untuk merebut Wallachia dari tangan salib Kerajaan Hongaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun.
Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah diduga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit Turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari disekap di ruang bawah tanah, mereka diarak telanjang bulat menuju tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit Turki dieksekusi dengan cara disula. Yakni dengan ditusuk duburnya dengan balok runcing sebesar lengan, kemudian dipancangkan di tengah lapangan.
Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun 1456 hingga 1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. dia bertindak sangat kejam dengan membunuh siapa saja yang tidak disukai, mulai dari para bangsawan, tuan tanah, petani dan pengemis beserta keluarganya. Jumlah korbannya mencapai 500.000 orang, sebagian besar adalah orang-orang Islam dari Turki dan yg telah masuk Islam di Wallachia.
Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jerit korban yang sekarat. Korban- korban tersebut dibunuh dengan cara yang sungguh biadab, diantaranya;
1.Penyulaan.
Sula merupakan kayu sebesar lengan orang dewasa yang ujungnya runcing. Alat seperti ini digunakan oleh Dracula untuk menusuk seseorang. Bagian yang ditusuk adalah dubur atau liang kemaluan perempuan. Tubuh korban ditusuk dengan kayu yang dilancipkan ujungnya melalui bagian bawah hingga tembus pada perut atau kepala. Korban yang ditusuk seperti sate ini bukan hanya orang dewasa. Tak kenal ampun, Dracula juga melakukan penyiksaan serupa kepada bayi-bayi!
2.Pemotongan Payudara Perempuan dan Merusak Organ Seksual.
Korban diikat di atas meja dengan kuat dalam keadaan telanjang. Kemudian dikerat dan dikuliti.
3.Merebus Korban Hidup-hidup.
Sebuah bejana besar kira-kira berdiameter 2 meter diletakan diatas tungku yang berada ditengah alun-alun. Bejana tersebut diisi air. Setelah penuh kayu bakar dinyalakan. Kemudian korban direbus hidup-hidup.
4.Menguliti Kepala dan Bagian Tubuh Lainnya.
Korban akan dikuliti dengan pisau yang tajam. Mulai dari wajah kemudian kulit korban dikuliti sampai semua kulit kepala terkelupas. Cara penyiksaan yang lain: Mencekik, memotong otot-otot tertentu, memotong hidung dan telinga, membutakan mata, membakar hidup-hidup, memaku kepala, memangsakan si korban pada binatang buas, menarik korban dengan 2 kuda, merendam tubuh korban, serta memanggangnya.
Beberapa peristiwa-peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam adalah:
1. Pembantaian terhadap prajurit Turki di Tirgoviste.
2. Membakar pemuda-pemuda Turki
3. Topi yang dipaku di kepala kepada dua orang duta besar khilafah Turki
4. Fakir Miskin dan petani yang dibakar di Tirgoviste
5. 30.000 pedagang Turki yang disula
6. Membunuh dengan virus yang mematikan
7. Meracuni sungai Danube
Tindakan kejam Dracula yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam ini membuat sultan Muhammad Al-Fatih menyerukan seruan jihad kepada Dracula. Pada tanggal 17 Mei 1462 M sultan Muhammad Al-Fatih mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000 tentara non reguler. Sementara tentara Dracula hanya mencapai 30.000 prajurit. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang ini, Dracula melakukan strategi perang tengah malam. Menurut anda, kira-kira siapa panglima pasukan yang dikirim oleh Muhammad AlFatih untuk memimpin pasukan jihad ini? tak lain adalah Randu, si muslim yang taat yang tak lain adalah adik kandung Dracula.
Pada serangan tengah malam pasukan Dracula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan khilafah, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba. (bisa jadi dari sinilah dibuat mitos bahwa Dracula takut dengan cahaya matahari). Atas kekalahan tersebut pasukan Dracula melarikan diri ke benteng Poenari. Dracula melarikan diri dari kepungan pasukan khilafah. Dan akhirnya dia terbunuh di tepi danau Snagov. Sang Sultan Muhammad Al-Fatih lah yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov Dan berakhirlah kekejaman melegenda sang Dracula.
Kalau film dan serial tv bercerita bahwa Dracula dapat dimusnahkan dengan salib, maka itu adalah kebohongan publik. Muhammad AlFatih dan kekhilafahan lah yang berhasil mengalahkan Dracula. Sayangnya semangat kekejaman Dracula mendarah daging. Mati satu dracula, muncul Dracula-Dracula yang lain. Dracula ini bahkan mewujud menjadi negara. Negara barat mewarisi semangat kekejaman Dracula, jutaan umat Islam dihabisi dengan cara yang tak kalah sadis dari yang dilakukan Dracula. Pembantaian di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lain-lain merupakan aksi lanjutan dari para ‘keturunan’ Dracula.
Dan layaknya Vlad Dracula, yang hanya bisa dikalahkan oleh Muhammad Al-Fatih, maka ’Dracula-Dracula’ keturunannya pun hanya bisa dikalahkan oleh para pendekar-pendekar ’keturunan’ Muhammad Al-Fatih!
sumber : http://iamproudtobemuslim.wordpress.com/2013/01/31/dracula-sosok-pembantai-umat-islam-abad-pertengahan/
0 komentar:
Posting Komentar